Modul 1_Topik 1 – Telaah Pembelajaran dengan Prinsip Understanding by Design (UbD)
MODUL 1_TOPIK 1 – Telaah Pembelajaran dengan Prinsip Understanding by Design (UbD)
Terdapat 3 langkah utama yang perlu dilakukan dalam merencakan pembelajaran dengan prinsip UbD menurut Grant Wiggins dan Jay McTighe (2005), yaitu:
1. Menentukan tujuan pembelajaranDalam merumuskan tujuan pembelajaran, kita juga perlu memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta konsep atau topik yang dipelajari, karakteristik peserta didik, dan konteks lingkungan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran sebaiknya memuat dua komponen utama:
- Kompetensi: Kemampuan atau keterampilan yang perlu ditunjukkan atau didemonstrasikan oleh peserta didik. Untuk menentukan kompetensi, kita bisa menggunakan beberapa pertanyaan panduan, seperti:
- Kemampuan apa yang perlu peserta didik tunjukkan secara konkret?
- Apa yang perlu peserta didik ketahui?
- Ruang Lingkup Materi: Konten dan konsep utama yang perlu dipahami pada akhir satu unit pembelajaran. Untuk kedalaman materi konten, pendidik dapat melihat CP dari fase sebelum dan sesudah dari fase yang diajarkan. Pertanyaan panduan yang dapat digunakan, antara lain:
- Hal apa saja yang perlu dipelajari peserta didik dari suatu konsep besar yang dinyatakan dalam CP?
- Apakah lingkungan sekitar dan kehidupan peserta didik dapat digunakan sebagai konteks untuk mempelajari konten dalam CP?
Dalam merumuskan tujuan pembelajaran, ada tiga cara yang dapat digunakan:
- Alternatif 1: Merumuskan tujuan pembelajaran secara langsung berdasarkan CP.
- Alternatif 2: Merumuskan tujuan pembelajaran dengan menganalisis kompetensi dan ruang lingkup materi pada CP.
- Alternatif 3: Merumuskan tujuan pembelajaran lintas elemen CP.
Asesmen merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengetahui kebutuhan belajar, perkembangan, dan pencapaian murid. Biasanya, ketika mendengar kata asesmen, yang segera dipikirkan guru adalah mengisi rapor. Dengan menyelesaikan rapor, guru mendapatkan hasil belajar murid, mulai dari nilai tertinggi hingga terendah. Artinya, yang menjadi acuan adalah nilai yang diperoleh murid, sehingga hasil asesmen seringkali belum dimanfaatkan sebagai umpan balik atau bahan evaluasi untuk perbaikan kualitas pembelajaran.
Di sekolah, ada tiga kata yang berkaitan dengan fungsi asesmen:
- Assessment for Learning (Asesmen untuk Proses Pembelajaran)
- Assessment of Learning (Asesmen pada Akhir Proses Pembelajaran)
- Assessment as Learning (Asesmen sebagai Proses Pembelajaran)
Secara garis besar, kita mengenal dua fungsi asesmen: asesmen formatif dan asesmen sumatif.
Fungsi Asesmen Formatif:
- Mendiagnosis kemampuan awal dan kebutuhan belajar murid.
- Memberikan umpan balik bagi guru dan murid untuk memperbaiki proses pembelajaran agar lebih bermakna.
- Mendiagnosis pemahaman murid dalam aktivitas pembelajaran di kelas.
- Memacu perubahan suasana kelas untuk meningkatkan motivasi belajar murid dengan program-program pembelajaran yang positif, suportif, dan bermakna.
Assessment for Learning (Assessment untuk Proses Pembelajaran) digunakan untuk perbaikan proses pembelajaran dan berfungsi sebagai asesmen formatif. Ini berorientasi pada proses pembelajaran, memberikan umpan balik kepada murid untuk melakukan perbaikan, serta umpan balik bagi guru untuk memperbaiki cara mengajar atau memfasilitasi pembelajaran.
Assessment of Learning (Assessment pada Akhir Proses Pembelajaran) digunakan untuk evaluasi pada akhir proses pembelajaran. Asesmen ini berfungsi sebagai asesmen sumatif, yang diberikan pada akhir lingkup materi atau akhir semester.
Assessment as Learning berfungsi sebagai asesmen formatif. Asesmen ini lebih melibatkan murid secara aktif dalam kegiatan asesmen. Mereka diberi pengalaman untuk belajar menjadi penilai bagi dirinya sendiri dan teman-temannya. Penilaian diri (self-assessment) dan penilaian antar teman merupakan contoh assessment as learning. Dalam proses assessment as learning, murid dilibatkan dalam merumuskan prosedur, kriteria, serta rubrik atau pedoman asesmen sehingga mereka tahu apa yang harus dilakukan untuk memperoleh capaian pembelajaran yang maksimal. Assessment diri dan asesmen antar teman juga berfungsi sebagai bahan refleksi diri dan dapat digunakan sebagai data atau informasi untuk mengonfirmasi capaian hasil belajar murid.
Fungsi Assessment Sumatif:
- Mengetahui pencapaian hasil belajar murid pada periode tertentu.
- Mendapatkan nilai capaian hasil belajar untuk dibandingkan dengan kriteria capaian yang telah ditetapkan.
- Memberikan umpan balik untuk merancang perbaikan proses pembelajaran berikutnya.
- Melihat kekuatan dan kelemahan belajar pada murid.
Teknik yang bisa digunakan dalam assessment sumatif bervariasi, seperti menilai produk atau proyek serta tes tertulis. Dokumentasi hasil belajar atau karya murid bisa dikumpulkan sebagai portofolio dengan rubrik atau nilai berupa angka.
3. Merancang Kegiatan Pembelajaran
Setelah menetapkan tujuan dan asesmen pembelajaran, guru dapat merancang kegiatan pembelajaran yang selaras dengan tujuan yang telah ditetapkan. Dalam proses ini, penting untuk mempertimbangkan kebutuhan belajar, minat, karakteristik peserta didik, serta media pembelajaran yang sesuai
Telaah Pembelajaran – Prinsip Understanding by Design
Penulis : Syaiful Amri, S.T., M.M
Jurusan : Informatika
LPTK : Universitas Muhammadiyah Surakarta
Komentar
Posting Komentar